Senin, 13 Desember 2010

Proses Pembentukan Janin



a.Spermatogenesis

Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Wildan yatim, 1990). Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

1.Spermatocytogenesis
 [Spermatogonia (membelah dengan mitosis, mendapat nutrisi dari sel-sel sertoli, dan menjadi ~~~ spermatosit primer(2n, nukleusnya meiosis menjadi sprematosit sekunder)]

2. Tahapan Meiois
[(spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan mengalami meiosis dari I ke II.) (Peristiwa sitokenesis pada mitosis I dan II ini ternyata belum sempurna terpisah, tapi masih berhubungan dengan suatu jembatan, dan yang mempunyai inti yang lebih gelap)]

3. Tahapan Spermiogenesis
[(transformasi dari spermatid ~~~ spermatozoa yang ada 4 fase yaitu:

Hasil akhir berupa 4 spermatozoa masak
(2 mambawa X, 2 membawa Y
 
1.fase golgi~~~~~~~~~~~
2.fase tutup~~~~~~~~~~
3.fase akrosom~~~~~~~
4.fase pematangan~~~~

Spermatozoa masak terdiri dari :

@Kepala (caput) : mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya dan dengan       adanya akrosom yang mengandung enzim hialuronidase akan mempermudah fertilisasi ovum.
@Leher (servix)  : menghubungkan kepala dengan badan.
@Badan (corpus): bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
@Ekor (cauda)     :untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas deferen dan ductus ejakulotorius.

b. Oogenesis


  • Folikel PrimordiaL
               
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.

  • Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX(wanita), dan XY (pria). Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin yang membawa gen-gen yang disebut DNA.

  • Pembelahan Meiosis Pertama

Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.

Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.
Oosit Sekunder

Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.

c. Fertilisasi

Menurut Sri Sudarwati (1990) fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim (1990) fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru.

Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum lalu kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).

d. Perkembangan Janin di Rahim

§      Pembelahan

Tahap pembelahan yang tidak sama dan tidak serentak pada berbagai daerah zigot. Awalnya zigot bermitosis dari 2 sel~~~3 sel~~~4 sel~~~5 sel, dan terus menerus hingga terbentuk balstomer yang terdiri dari 60-70 sel yang berupa gumpalan massif yang disebut morula.

 Pembelahan itu bias meliputi seluruh bagian, bisa pula hanya sebagian kecil zigot.  Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus-menerus menjadi banyak sel, disebut bidang pembelahan. Ada 4 macam bidang pembelahan yaitu meridian, vertical, ekuator dan latitudinal

§      Blastulasi dan Nidasi

Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk rongga di tengah yang makin besar dan berisi cairan . Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut blastocoel, proses ini disebut blastulasi

Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embrio akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embrio pada endometrium uterus disebut implantasi/nidasi. Implantasi selesai  pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)

§      Gastrulasi

Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embrio, perbanyakan sel, dan berbagai gerakan sel yang berusaha untuk menyesuaikan keadaannya. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ektoderm di sebelah luar.

§      Tubulasi

Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Mengiringi proses tubulasi, terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih. Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat urogenitalia.


§      Organogenesis

Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000)

Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu. Organogenesis pada bumbung-bumbung:

1. Bumbung epidermis

Menumbuhkan:
@Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertekst, tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
@Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, peluh, ludah, lender, air mata.
@Lensa mata, alat telinga dalam, indra pembau dan peraba.
@Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya.
@Proctodeum menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam.
@Lapisan enamel gigi.

2. Bumbung endoderm

@Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan mulai faring sampai rectum.
@Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pancreas, serta kelenjar lender.
@Lapisan epitel paru atau insang.
@Kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamin   (ductus genitalis).
@Lapisan epitel vagina, uretra, vesika urinaria dan kelenjar-kelenjarnya.

3.Bumbung neural (saraf)

@Otak dan sumsum tulang belakang.
@Saraf tepi otak dan punggung.
@Bagian persyarafan indra, seperti mata, hidung dan kulit.
@Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigment.

4.Bumbung mesoderm

@Otot:lurik, polos dan jantung.
@Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan.
@Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya.
@Ginjal dan ureter.
@Lapisan otot dan jaringan pengikat, berbagai saluran dalam tubuh, seperti pencernaan, kelamin, trakea, bronchi, dan pembuluh darah.
@Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pancreas, kelenjar buntu.
@Lapisan dentin, cementum dan periodontum gigi, bersama pulpanya.

e. Tahap Perkembangan Fetus/Janin

Tahap perkembangan janin dimulai pada bulan ke 3 sampai ke 10.

Pada saat janin memasuki bulan ke 3
`panjangnya 40 mm
`janin mempunyai sistem organ seperti yang dipunyai oleh orang dewasa.
`belum dapat dibedakan antara jantan dan betina dan tampak seperti betina
`serta denyut jantung sudah dapat didengarkan.

Pada bulan ke 4
`ukuran janin 56 mm
`kepala masih dominan dibandingkan bagian badan, genitalia eksternal nampak berbeda.
`pada minggu ke 16 semua organ vital sudah terbentuk dan pembesaran uterus sudah dapat dirasakan

Pada bulan ke 5
`ukuran janin 112 mm
`sedangkan akhir bulan ke 5 ukuran fetus mencapai 160 mm.
`muka nampak seperti manusia dan rambut mulai nampak diseluruh tubuh (lanugo).
`pada yang jantan testis mulai menempati tempat dimana ia akan turun ke dalam skrotum.
`gerakan janin sudah dapat dirasakan oleh ibu.
`paru-paru sudah selesai dibentuk tapi belum berfungsi.

Pada bulan ke 6
`ukuran tubuh sudah lebih proporsional tapi nampak kurus
`organ internal sudah pada posisi normal.

Pada bulan ke 7
`janin nampak kurus, keriput dan berwarna merah.
`Skrotum berkembang dan testis mulai turun untuk masuk ke skrotum, hal ini selesai pada bulan ke 9. `system saraf berkembang sehingga cukup untuk mengatur pergerakan fetus.
`jika dilahirkan 10% dapat bertahan hidup.

Pada bulan ke 8
`testis ada dalam skrotum dan tubuh mulai ditumbuhi lemak sehingga terlihat halus dan berisi.
`berat badan mulai naik jika dilahirkan 70% dapat bertahan hidup.

Pada bulan ke 9,
`janin lebih banyak tertutup lemak (vernix caseosa).
`kuku mulai nampak pada ujung jari tangan dan kaki.

Pada bulan ke 10
` tubuh janin semakin besar maka ruang gerak menjadi berkurang dan lanugo mulai menghilang. `percabangan paru lengkap tapi tidak berfungsi sampai lahir.
`induk mensuplai antibodi plasenta mulai regresi dan pembuluh darah palsenta juga mulai regresi.

f. Proses Terbentuknya janin laki-laki dan perempuan

  1. Awalnya sel sperma yang berkromosom Y akan berdeferensiasi awal menjadi organ jantan dan yang X menjadi organ betina.
  2. Kromosom Y membentuk testis sedangkan kromosom X membentuk ovarium.
  3. Proses deferensiasi menjadi testis dimulai dari degenerasi cortex dari gonad dan medulla gonad membentuk tubulus semineferus.
  4. Sel leydig bersama dengan sel sertoli membentuk testosteron dan duktus muller tp duktus muller berdegenerasi akibat adanya faktor anti duktus muller.
  5. testosteron berdeferensiasi menjadi epididimis, vas deferent, vesikula seminlis dan duktus mesonefros.
  6. Karena ada enzim 5 alfareduktase testosteron berdeferensiasi menjadi dihidrotestosteron yang kemudian pada epitel uretra terbentuk prostat dan bulbouretra.
  7. Selanjunya mengalami pembengkakan dan terbentuk skrotum. Kemudian testis turun ke pelvis terus menuju ke skrotum.
  8. Mula-mula testis berada di cekukan bakal skrotum saat skrotum mkin lmamakin besar testis terpisah dari rongga pelvis.

1.       Sedangkan kromosom X yang telah mengalami deferensiasi lanjut kemudian pit primer berdegenerasi membentuk medula yang terisi mesenkim dan pembuluh darah, epitel germinal menebal membentuk sel folikel yang berkembang menjadi folikel telur.
2.       Deferensiasi gonad jadi ovarium terjadi setelah beberapa hari defrensiasi testis.
3.       Di sini cortex tumbuh membina ovarium sedangkan medula menciut.
4.       PGH dari placenta mendorong pertumbuhan sel induk menjadi oogonia, lalu berplorifrasi menjadi oosit primer.
5.       Pada perempuan duktus mesonefros degenerasi.
6.       Saat gonad yang berdeferensiasi menjadi ovarium turun smpai rongga pelvis kemudian berpusing sekitar 450 letaknya menjadi melintang.

g. Pengeluaran Bayi

`Tahap pertama, proses persiapan persalinan. Dalam tahap ini terjadi pembukaan (dilatasi) mulut rahim.
`Tahap kedua adalah kelahiran bayi yang keluar dengan selamat.
`Tahap ketiga, pengeluaran plasenta.
`Tahap berikutnya adalah observasi terhadap ibu selama satu jam usai plasenta keluar.

`Tahapan yang pertama adalah kontraksi. Ini biasanya fase paling lama.
`Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3 cm, juga disertai penipisan (effasi).
`Ada sebagian orang mungkin terjadi hanya 2-6 jam (atau juga sepanjang 24 jam) dengan kontraksi lebih jelas.
`Setelah itu leher rahim akan semakin lebar. berlangsung sekitar 2-3 jam.
`Kontraksi kuat terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur dengan jarak 4-5 menit.
`Leher rahim membuka sampai 7 cm.

Secara normal, pembukaan leher rahim akan terus meningkat dengan kontraksi yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit sekali selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi sangat kuat, sehingga ibu merasa seolah-olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda.

Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10 cm terjadi sangat singkat, sekitar 15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon ibu akan merasakan tekanan sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu pula tekanan pada anus disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas dan berkeringat dingin. Posisi setengah duduk atau setengah jongkok mungkin posisi terbaik karena posisi ini memanfaatkan gaya berat dan menambah daya dorong ibu.

h. Pengeluaran plasenta

Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi tugas belum berakhir. Plasenta yang selama ini menunjang bayi untuk hidup dalam rahim harus dikeluarkan.

Mengerutnya rahim akan memisahkan plasenta dari dinding rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah rahim atau ke vagina. Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya mengejan saat mengeluarkan bayi. Hanya saja tenaga yang dikeluarkan tak sehebat proses pengeluaran bayi. Apabila plasenta telah keluar, akan segera dijahit robekan atau episiotomi sehingga kembali seperti semula.



Rujukan:

Corebima, AD. 1997. Genetika Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press

Hamilton, W.J dkk. 1957. Human Embryology. Cambridge: W. Heffer % Sans Limited.

Moore, Keith L. 1988. The Developing Human. Canada: W.B Saunders Company.

Sudarwati, Sri.dkk. 1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung: Penerbit ITB

Tenzer, A dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: JICA UM Malang.

Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito Penerbit buku
 Sumber:iqbalali.com

1 komentar:

  1. ada yang mau komentar gak????
    walaupun masih dalam tahap rada copy-paste yaaa tunggu aja tanggal mainnya, dimana anti bakal nulis sendiri amin....doain ya....

    walaupun gak tau kapan rezekinya....

    BalasHapus